Di partai puncak mereka kembali diharuskan menjalani laga lebih dari waktu normal oleh Socceroos. Ini merupakan kesuksesan Jepang untuk keempat kalinya menjadi yang terbaik di Asia hanya dalam kurun waktu dua dekade. Sebelumnya, mereka pernah menjadi juara pada tahun 1991, 2000, dan 2004.
Jepang dan Australia sama-sama ngotot untuk menorehkan sejarah, maka tak heran jalannya laga langsung bertempo cepat setelah wasit meniup peluit kick off. Australia melakukan gebrakan cepat, Harry Kewell langsung menjadi pemain pertama yang melakukan shoot on goal ketika tembakan keras dari luar kotak penaltinya masih mampu diamankan oleh kiper Jepang, Kawashima. McKay kembali menghadirkan ancaman bagi pertahanan Jepang ketika ia menemukan ruang yang cukup terbuka di samping kiri, namun tembakannya masih melebar.
Jepang kemudian balik memegang kendali, serunya laga mulai terasa ketika Samurai Biru bisa mengimbangi dengan juga sering menebar serangan, Mulai dari Endo dan Keisuke Honda beberapa kali kerap merepotkan pertahanan dari Australia, sayangnya ketika wasit meniup peluit tanda interval 45 menit babak pertama tetap saja skor masing 0-0.
Babak kedua kembali dimulai sesaat kemudian Australia kian trengginas demi ambisi menjadi juara Piala Asia untuk kali pertama, Kewell dan Cahill menjadi tokoh utama dengan peluang-peluang mereka. Gelandang Australia, Wilkshire, melepaskan umpan silang yang membahayakan kiper Jepang dan menghadirkan situasi kemelut di garis gawang, bola sempat diklaim pemain Aussie telah melewati garis, namun wasit tak bergeming.
Tak patah arang dengan hal itu, pasukan negeri kanguru terus tancap gas, Jepang sempat tertekan, namun sesekali juga melakukan serangan balik, salah satunya tembakan jarak jauh Honda yang masih bisa ditepis Schwarzer.
Kiper Jepang Kawashima nampaknya layak dijadikan sebagai kandidat man of the match laga ini, tercatat dua kali ia mengagalkan peluang yang begitu matang dari Harry Kewell, mantan pemain Leeds tersebut sempat menyerobot bola pendek bek Jepang, namun sang kiper menggagalkan aksinya.
90 menit laga berakhir waktu normal, skor masih tetap 0-0 tak pelak wasit memberikan babak tambahan ekstra, di 15 menit babak tambahan pertama Jepang bisa dibilang begitu beruntung.
Dua kali penyelamatan kiper Kawashima yang terbilang luar biasa membuat mereka selamat, dan belum terjebol gawangnya oleh Australia.
Robbie Kruse yang baru saja masuk sebagai pengganti Kewell menanduk bola crossing Bret Emerton, namun Kawashima mampu meninju bola yang 90 persen harusnya sudah mengarah masuk.
Gol akhirnya tercipta di babak kedua waktu tambahan, sebuah skenario serangan balik Jepang dari sisi kiri lapangan, membuat Yuto Nagatomo mampu mengirimkan umpan silang ke kotak penalti.
Pemain pengganti Tadanari Lee yang berdiri bebas dan tak terkawal, menyambut bola crossing tersebut dengan sebuah sepakan first time yang cantik, bola menembus gawang Scwarzer yang hanya bisa terkesima.
Tadanari Lee Mencetak Gol Ke Gawang Australia |
Ketika wasit meniup peluit panjang, para pemain Samurai Biru langsung berhamburan merayakan kemenangan mereka, Jepang bersama Alberto Zaccheroni berhasil menorehkan sejarah baru, Jepang menjadi negara yang paling banyak mengoleksi gelar juara Piala Asia yakni sebanyak 4 kali.
Susunan pemain:
Australia: Mark Schwarzer; Lucas Neill, Sasa Ognenovski; Tim Cahill (Neil Kilkenny 110'), Matt McKay, Luke Wilkshire, Carl Valeri, David Carney, Mile Jedinak; Harry Kewell (Robbie Kruse 103'), Brett Holman (Brett Emerton 65').
Jepang: Eiji Kawashima; Atsuto Uchida (Masahiko Inoha 120), Yasuyuki Konno, Maya Yoshida, Yuto Nagatomo; Yasuhito Endo, Makoto Hasebe, Jungo Fujimoto (Daiki Iwamasa 56'), Ryoichi Maeda (Tadanari Lee 98'), Keisuke Honda; Shinji Okazaki.
Sumber: bolanews, bola.net
Foto: kompas
0 komentar:
Posting Komentar