Kamis, 03 Juni 2010

Rindu Prestasi

( Ditulis oleh Fikri Thalib )

Ketika pertama kali dibentuk tahun 1930, PSSI bertujuan menjadi alat pemersatu bangsa. Dengan semboyan “Sepakbola dari rakyat, dimainkan oleh rakyat, dan berguna untuk rakyat,”

Pada masa lalu prestasi sepakbola negara ini (PSSI) masih sangat disegani oleh bangsa-bangsa di Asia, Kita semua terjebak dengan “dongeng” tentang masa keemasan sepakbola tanah air, maaf saya sebut dongeng karena saya tidak bisa melihat sedikitpun bukti peninggalan bahwa Timnas negara ini pernah menjadi negara yang ditakuti di benua Asia dalam cabang sepakbola, bahkan sebutan “Macan Asia” sempat melekat kepada timnas PSSI setelah masuk semifinal Asian Games 1986.



Menurut saya, prestasi itu adalah hal yang terkini. Walaupun kita tidak bisa melupakan sejarah masa lalu. Kita sedikit bermain logika; mardi lestari pernah mengukir prsetasi sebagai manusia tercepat di Asia Tenggara, namun rekor yang diukir oleh mardi lestari sebagai manusia tercepat di ASEAN sudah tidak lagi disandangnya setelah Suryo Agung memecahkannya. Artinya sebuah prestasi dalam dunia olahraga adalah yang terjadi di masa kini, jangan kita terbuai dengan ”dongeng-dongeng’ masa lalu tentang manisnya masa keemasan Timnas negara ini.

Contoh kasus kedua adalah ketika Yunani menggemparkan dunia dengan menjuarai Piala Eropa 2004, mereka dijadikan tim unggulan hanya pada Piala Eropa 2008 (karena status juara bertahan Yunani berada di POT 1). Tidak mungkin pada penyelenggaraan Euro 2012 Yunani menjadi tim unggulan lagi, hal ini dikarenakan prestasi yang buruk pada euro 2008. Tapi kalau kita melihat, indonesia selalu membanggakan hal yang sudah lampau, bahkan sangat sangat lampau, yang saya herankan nostalgia ini sampai ketahap nama Indonesia belum ada, karena waktu itu “Hindia-Belanda” atau nama internasionalnya “Dutch East Indies” yang ikut dalam putaran final Piala Dunia di Perancis 1938, diakui sebagai Timnas Indonesia! (amazing,huh?)


Ada kejanggalan lainnya di tingkat organisasi, sebagai induk sepakbola tanah air PSSI pun tak ketinggalan menghadirkan masalah. Format kompetisi yang selalu ber-ubah hampir di setiap tahun penyelenggaraan membuat negara ini belum memiliki sistem kompetisi yang berkualitas. Maju-mundurnya jadwal pertandingan yang membuat liga indonesia seperti liga amatir dan profesional (bandingkan dengan negara-negara lain yang mempunyai jadwal tetap dan sangat sulit diubah). Padahal kompetisi dalam negeri adalah fondasi untuk PSSI berbicara banyak dilevel internasional. Dari kompetisi itulah pilar-pilar timnas kita diseleksi.

Dengan kondisi seperti ini, tidak heran bila sepakbola nasional jalan di tempat, bahkan bisa dibilang mengalami kemunduran. Dasar disebutnya kemunduran dilihat dari mandeknya prestasi tim nasional di level internasional. Prestasi lolos tiga kali berturut-turut ke Piala Asia sudah putus harapan pada tahun ini.

Teman…. Saya mau curhat diakhir tulisan singkat ini, saya heran sekali dengan negara ini. Di Indonesia banyak sekali ahli-ahli teknologi, robotik, ahli gizi, dan pakar-pakar lainnya. Kenapa tidak memadu-padankan sepakbola- teknologi - bisnis. Ketika ketiga hal tersebut dipadupadankan menjadi sebuah kesatuan yang menyelimuti sepakbola dan mungkin bisa saja diterapkan kesemua cabang olahraga, saya rasa ada secercah harapan untuk prestasi sepakbola timnas. Saya pernah membaca sebuah artikel tentang milanello sebuah markas sebuah klub yang lengkap dengan laboraturium yang kita kenal dengan Milan Lab yang cukup akurat memprediksi jenis cidera dan treatment yang pas untuk cidera tersebut, atau di Schalke yang mempunya robot untuk melatih penjaga gawangnya ketika adu penalti, kita semua mungkin mengetahui youth academy Man United dan Liverpool yang “sakti” mencipta pemain handal untuk “dipasarkan” masa depan. Gizi adalah aspek penting dalam olahraga, karena perbedaan fisik pemain timnas dengan pemain asing ada di dalam faktor gizi, karenanya hal ini bisa sedikit diminimalisir dengan pemantapan di sektor teknologi gizi agar tidak ada jarak yang lebar antara fisik pemain lokal dengan pemain asing. Kesemua hal diatas tidak lepas dari gabungan tiga aspek tadi SEPAKBOLA-TEKNOLOGI-BISNIS.

Saya menulis tulisan ini atas dasar RINDU PRESTASI tim nasional negara ini!

Sadar negara kita tidak mampu berbicara dalam hal sepakbola?

Lakukan apa yang anda dapat lakukan.



Note: Tulisan ini hanya ungkapan hati penulis belaka, tidak ada niat untuk menyudutkan atau mengangkat seseorang atau lembaga apapun, apabila terdapat hal-hal tersebut penulis memohon maaf.

Sumber: http://bolanova.com

0 komentar:

Posting Komentar